Edukasi Kesehatan Reproduksi Remaja
Remaja memiliki rasa keingintahuan yang besar dan cenderung ingin mengeksplorasi dunia. Seringkali hasrat untuk menjelajahi segala hal ini tidak dibarengi dengan pertimbangan yang matang, hingga terkadang tindakan-tindakannya berisiko tinggi baik bagi diri sendiri, orang lain, dan lingkungan di sekitarnya. Apabila tidak diberi perhatian dan dibiarkan tanpa pengawasan, perbuatan berisiko ini dapat memunculkan berbagai masalah.
Salah satu masalah yang bisa timbul akibat perilaku tersebut adalah masalah kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi selanjutnya disingkat kespro, adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi secara fungsi dan prosesnya. Batasan ini, sudah ditetapkan oleh WHO di International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo pada 1994. Jadi, lingkupnya luas, bukan seperti yang sering disebut sebagai sex education, yang berfokus pada permasalahan seksual. Ruang lingkup kespro ada dalam semua tahap kehidupan manusia. Ada empat prioritas utama yang dibahas berkaitan dengan kespro, yaitu kesehatan ibu dan bayi, keluarga berencana, kespro remaja, serta pencegahan penyakit seksual dan HIV. Di antara empat prioritas tersebut, persoalan kespro remaja perlu mendapat perhatian khusus, karena beberapa alasan.
Kesehatan reproduksi sering disalahartikan secara sempit hanya sebagai hubungan seksual saja, sehingga banyak orang tua yang merasa bahwa topik pembicaraan ini tidak pantas untuk dibicarakan dengan remaja. Padahal, kesehatan reproduksi merupakan suatu keadaan kesehatan fisik, mental, dan sosial yang sangat penting untuk dimengerti oleh setiap remaja, sehingga tidak hanya membahas mengenai hubungan seksual saja dalam proses edukasinya. Keadaan ini tentu sangat berbahaya bagi para remaja, karena tidak adanya informasi yang akurat dapat menyebabkan remaja mencari dan mendapatkan informasi mengenai kesehatan reproduksi dari sumber-sumber yang kurang terpercaya, seperti teman-temannya atau dari media-media porno. Akibatnya, persepsi mereka tentang seks dan kesehatan reproduksi menjadi salah dan tidak sehat.
Melalui edukasi kespro tersebut, maka orang tua atau keluarga dapat menjadi lebih dekat dengan anak-anak, dan anak pun akan menjadi lebih terbuka kepada orang tuanya orangtuanya untuk mendiskusikan hal-hal yang dianggap tabu tersebut.
Ditulis oleh kelompok 6, ekstra jurnalistik: Meira, Azizy, Saila, Adelia, Naufal, dan Latif.
Baca Juga:
Salah satu masalah yang bisa timbul akibat perilaku tersebut adalah masalah kesehatan reproduksi.
Kesehatan reproduksi selanjutnya disingkat kespro, adalah keadaan sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, yang tidak semata-mata bebas dari penyakit atau kecacatan, dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi secara fungsi dan prosesnya. Batasan ini, sudah ditetapkan oleh WHO di International Conference on Population and Development (ICPD) di Kairo pada 1994. Jadi, lingkupnya luas, bukan seperti yang sering disebut sebagai sex education, yang berfokus pada permasalahan seksual. Ruang lingkup kespro ada dalam semua tahap kehidupan manusia. Ada empat prioritas utama yang dibahas berkaitan dengan kespro, yaitu kesehatan ibu dan bayi, keluarga berencana, kespro remaja, serta pencegahan penyakit seksual dan HIV. Di antara empat prioritas tersebut, persoalan kespro remaja perlu mendapat perhatian khusus, karena beberapa alasan.
![]() |
Sumber Gambar: ksr-pmi.ukm.unair.ac.id |
Melalui edukasi kespro tersebut, maka orang tua atau keluarga dapat menjadi lebih dekat dengan anak-anak, dan anak pun akan menjadi lebih terbuka kepada orang tuanya orangtuanya untuk mendiskusikan hal-hal yang dianggap tabu tersebut.
Ditulis oleh kelompok 6, ekstra jurnalistik: Meira, Azizy, Saila, Adelia, Naufal, dan Latif.
Referensi Tambahan:
- Program Sekolah Adiwiyata SMAN 8 Semarang [klik]
- Kajian Teori dan Tinjauan Pustaka Penelitian Tindakan Kelas [klik]
- Manfaat Mapel TIK dalam Kurikulum Merdeka Belajar [klik]
- 5 Bagian Utama Metode Penelitian Tindakan Kelas [klik]
- Menjaga Warisan Budaya Indonesia [klik]
- Bagian Penting Pembukaan pada Penelitian Tindakan Kelas [klik]
- Persiapan Event, Tim Bola Tangan Kota Semarang Gencar Latihan [klik]
Pentingnya remaja untuk mengetahui tentang bahayanya HIV sebelum terkena virus tersebut.
BalasHapusPendidikan adalah cara yang paling efektif untuk mencegah dan membentengi generasi muda dari ancaman berbahaya pergaulan bebas.
BalasHapusTidak hanya pendidikan, upaya pengawasan aktif dari orang tua dan lingkungan masyarakat juga penting untuk selalu mengawasi generasi-generasi muda di usia produktifnya agar tidak mengalami kerugian dimasa depan.
BalasHapusHal yang menyedihkan adalah tidak semua remaja bisa mengakses informasi tentang kesehatan reproduksi apalagi untuk remaja yang lahir dilingkungan orang tua dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah.
BalasHapusGenerasi muda memang adalah aset bangsa yang benar-benar harus dilindungi dan diarahkan sebaik mungkin untuk membangung bangsa Indonesia dimasa yang akan datang.
BalasHapus